Saturday, June 12, 2010

Produksi Kopi Tertekan Pemanasan Global

GUATEMALA CITY

Negara produsen kopi mengeluh terpukul dampak pemanasan global atau global warming. Kenaikan suhu udara menyebabkan petani kopi harus mencari lahan yang lebih tinggi sehingga ongkos produksi diprediksi bakal naik.

"Perubahan iklim menyebabkan perubahan yang sangat penting. Dalam 25 tahun terakhir, temperatur telah memangkas setengah produksi kopi negara-negara produsen, atau lima kali dibandingkan 25 tahun sebelumnya," kata Ketua International Coffee Organization (ICO) Nestor Osario, di Guatemala, Jumat (26/2).

ICO beranggotakan 77 negara eksportir dan importir kopi. Osario menegaskan kopi diminum ratusan juta orang di dunia sehingga komoditas ini termasuk salah satu yang terpenting di dunia. "Ekspor kopi masih mengandalkan negara produsen ulama seperti Brasil dan Indonesia," tuturnya.

Namun, pertemuan produsen kopi yang digelar di Guetamala, pekan ini, diliputi kepanikan para produsen terhadap dampak pemanasan global terhadap kelangsungan perkebunan kopi. Osario mengatakan akibat perubahan iklim, para petani terpaksa mencari lahan yang lebih tinggi agar tanamannya berproduksi baik. Sayangnya, di lahan seperti ini persaingannya sangat ketat, baik di antara sesama petani maupun petani dengan perusahaan-perusaha-
an tambang.

"Lahan dan sumber daya air telah diperebutkan oleh produsen makanan dan energi serta pertambangan. Kami perlu membuat assessment untuk menjamin keberlangsungan produksi untuk memenuhi permintaan kopi," ungkapnya. Data yang dimiliki ICO memperlihatkan bahwa produksi kopi negara Amerika Latin pada tahun lalu mulai menurun. Menurut dia, penurunan produksi sebagian besar akibat cuaca buruk. "Produsen menyatakan tengah berjuang untuk tetap bertahan," tegasnya.

Ekspor Turun

Salah satu wilayah yang mengalami penurunan produksi kopi adalah Amerika Latin. Asosiasi Produsen Kopi Guatemala (Anacafe) mengatakan produksi kopi di sembilan negara Amerika Latin pada empat bulan musim tanam 2009-2010 turun 28,2 persen.

Dari Oktober hingga Januari, total ekspor berbagai jenis kopi dari Kolombia, Kosta Rika, El Savador, Guatemala, Honduras, Nikaragua, Meksiko, Peru, dan Republik Dominika hanya mencapai 5,6 juta sak kopi. Satu sak berukuran 60 kilogram. Padahal, pada periode yang sama tahun lalau ekspornya mencapai 7,8 juta sak.

Berdasarkan catatan Anacafe, sembilan negara Amerika Latin mampu mengekspor kopi sebanyak 25,7 juta sak pada 2008-2009. Angka tersebut belum termasuk volume ekspor kopi Brasil yang merupakan eksportir kopi terbesar dunia.

Dari Amerika Latin hanya tiga negara yang mengalami peningkatan produksi kopi yakni Honduras sebesar 47,5 persen, Guatemala 18,1 persen, dan Meksiko 16,1 persen. Anacafe menyampaikan meskipun data produksi tersebut tidak menggembirakan, produksi kopi masih bisa meningkat pada musim panen mendatang.

Artikel dari Koran Jakarta, 27 Februari 2010:
Produksi Kopi Tertekan Pemanasan Global

*********************************************************
Enjoy your coffee-break, anytime and anywhere
Tibia's Luwak Coffee - The Anatomy of Coffee

No comments:

Post a Comment